7 Habits : Sukses Atau Hancur Tergantung Kebiasaanmu
Tanggal 14 Januari 2017 yang lalu, aku ikut kegiatan RSI berinstropeksi. Ini adalah kali kedua RSI Fatimah Cilacap mengadakan kegiatan ini. Tujuannya, selain untuk meningkatkan ketaqwaan karyawan RSI Fatimah juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan disertai rasa syukur sembari bermuhasabah.
Kajian itu diisi oleh Ust. H. Habib M. Ghozali, M.Sy. Dalam ceramahnya beliau mengatakan bahwa apa yang beliau sampaikan nanti terinspirasi oleh buku The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif) karya Stephen R. Covey. Hanya saja disesuaikan dengan tema RSI berinstropeksi.
Baca juga resensi buku remaja lainnya, Aku Keren.
Terus, aku mau meresensi buku itu? Nggak lah. Aku nggak punya bukunya. Tapi aku punya buku anaknya, Sean Covey, yang menulis sebuah buku berdasarkan buku ayahnya itu. Judulnya The 7 Habits of Highly Effective Teens (7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif). Lagipula dalam bukunya itu Sean bilang, kalau buku ayahnya itu kadang sangat membosankan, walau, ya, terlaris sepanjang masa. Makanya dia menulis seri remaja agar 7 kebiasaan baik itu bisa juga diterapkan oleh mereka yang masih remaja atau yang ingin memiliki bacaan yang lebih ringan dan menarik.
Walau ini bukan buku baru (saya punya buku ini sejak tahun 2010), menurutku buku ini sangat direkomendasikan untuk para remaja yang tak ingin hari-harinya terasa galau untuk hal-hal yang nggak penting.
Ini detail lengkapnya
Judul : The 7 Habits of Highly Effective Teens (7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif)
Penulis : Sean Covey
Penerbit : Binarupa Aksara
Tebal : 356 halaman
Sebelum kita membuka halaman-halaman berikutnya, di awal, Sean menjelaskan dengan detail apa itu kebiasaan, paradigma dan prinsip. Intinya kebiasaan adalah sesuatu yang menetap dalam diri kita. Dalam buku ini kita akan mengakui bahwa kebiasaan akan menjadikanmu sukses atau bahkan menghancurkanmu. Tergantung bagaimana kita melatih kebiasaan kita dan apakah kebiasaan kita itu baik atau buruk.
Paradigma adalah cara kita memandang sesuatu, pandangan kita, kerangka acuan kita dan keyakinan kita. Tentu saja paradigma kita belum tentu sama dengan orang lain. Belum tentu benar juga. Yang jelas paradigma ini mempengaruhi perilaku kita hingga akhirnya membentuk kebiasaan kita.
Prinsip. Prinsip itu seperti kompas, yang mengarahkan tujuan kita. Prinsip itu berlaku untuk semua orang. Tak peduli apapun status sosialnya. Prinsip-prinsip yang kita yakini juga akan menjadikan kita sebagai pribadi yang baik atau buruk tergantung apa prinsip kita dan bagaimana kita mempertahankan prinsip kita itu.
Setelah kita paham apa itu kebiasaan, paradigma dan prinsip kita akan mulai diajak memahami apa 7 kebiasaan itu. Ibarat pohon, jika 7 kebiasaan itu bisa dibagi menjadi 3 bagian. 3 kebiasaan pertama sebagai akarnya. Disebut Kemenangan Pribadi. 3 kebiasaan selanjutnya sebagai batang dan daun-daunan. Disebut Kemenangan Publik. Terakhir adalah puncak pohon. Kebiasaan terakhir. Disebut sebagai Pembaharuan.
Agar lebih paham tentang tiap bab 7 kebiasaan itu, silakan baca buku ini yang walau tebal, tapi asyik untuk disimak. Aku cuma ngasih deskripsi singkatnya aja, ya.
Kemenangan Pribadi
Kebiasaan 1 : Jadilah proaktif
Bertanggung jawablah atas hidupmu sendiri. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Ya, kitalah sumber pendorong diri kita sendiri
Kebiasaan 2 : Merujuk pada tujuan akhir, atau mulailah dengan mengingat-ingat tujuan akhirmu
Mulailah mendefinisikan misi dan sasaran hidupmu. Kenapa? Karena dunia remaja mirip hutan belantara. Kalau kau tak punya misi dan keinginan, kau bagai tak punya kompas. Akibatnya, kau akan tersesat. Intinya, kendalikan takdirmu, kalau kau tak mau dikendalikan orang lain
Kebiasaan 3 : Dahulukan yang utama
Susunlah prioritas dan dahulukan hal-hal yang penting. Ingat, rumus memasukkan batu ke dalam ember. Jika kau masukkan batu kecilnya dulu, bisa-bisa batu besarnya nggak akan bisa masuk. Tapi kalau kau mulai memasukkan batu besarnya lebih dulu, batu-batu kecil lainnya akan bisa masuk melalui celah-celah di antara batu-batu besar. Dalam hal ini kita harus punya daya kemauan dan kemampuan untuk menolak jika itu tak sesuai prinsip kita.
Kemenangan Publik
Kebiasaan 4 : Berpikir menang/menang
Bersikaplah agar semua orang bisa menang. Hidup ini seperti prasmanan dalam hajatan, di mana semuanya boleh kamu makan. Patutkah jika kita makan semuanya tanpa peduli pada orang yang antre di belakang kita? Ini adalah keyakinan bahwa semua orang bisa menang. Bersikap baik sekaligus tegas. Saya takkan menginjak kamu, tetapi saya juga tidak mau jadi keset kakimu. Kamu peduli terhadap orang lain dan kamu ingin mereka sukses. Tetapi kamu juga peduli terhadap diri sendiri, dan kamu juga ingin sukses. (hal 216)
Kebiasaan 5 : Berusaha memeahami terlebih dahulu, baru dipahami.
Jadilah pendengar yang baik. Kesal bukan, jika ada orang yang maunya didengarkan tapi dia nggak mau mendengarkan? Ingat Allah SWT memberi kita dua telinga dan satu mulut. Apa tujuannya? Agar kita bisa mendengarkan orang lain lebih banyak dan agar kita bisa mengendalikan kata-kata kita.
Kebiasaan 6 : Wujudkan sinergi
Bekerjasamalah agar mencapai hasil yang baik. Kita adalah makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain. Lalu kenapa kita enggan bekerjasama?
Pembaharuan
Kebiasaan 7 : Asahlah gergaji
Setelah 6 kebiasaan di atas bisa kita laksanakan, yang terakhir kita lakukan adalah memperbarui diri kita secara berkala. Istilah kerennya, me time. Saatnya untuk diri kita sendiri. Bisa dengan sembahyang, berdoa, membaca buku, menonton video inspiratif, olahraga, menulis, tertawa, makan yang sehat, tidur yang cukup dan sebagainya, yang tujuannya agar kita lebih rileks.
Seperti janji Sean di awal bukunya, dia akan menjadikan buku ini sebagai petualangan. Benar, buku ini sangat menarik karena di dalamnya bertebaran banyak kartun, kutipan-kutipan inspiratif, dan cerita-cerita dari remaja dari seluruh dunia. Bukan itu saja, Sean juga melengkapi buku ini dengan "langkah-langkah bayi" pada setiap akhir bab yang harus kita kerjakan agar kita bisa memahami dan menerapkan 7 kebiasaan ini.
langkah-langkah bayi |
kartun menarik |
kutipan dari berbagai tokoh dunia |
Yuk, jadi remaja yang berkualitas dengan menerapkan 7 kebiasaan ini.
Iya bener buku Stephen Covey memang membosankan dan aku ga selsai2 baca wlw isinya bagus amat mba ahhaha..
BalasHapusSaya sih nggak punya bukunya, Mbak. Cuma karena ini anaknya sendiri yang bilang, ya udah saya pikir saya nggak perlu beli bukunya. Buku 7 habits seri remaja ini juga bisa kok diterapkan untuk orang dewasa.
BalasHapusWah salah satu buku favoritku, tapi kalau untuk yang remaja belum baca sih.
BalasHapus