Belajar Jujur Bersama Ahmad dan Domba Kecilnya
Salah satu sifat Rasulullah SAW yang wajib kia teladani adalah sifat jujur. Mengajarkan kejujuran akan lebih mengena jika disampaikan dalam bentuk cerita sehari-hari.
Data Buku :
Judul Buku : Ahmad dan Domba Kecilnya
Penulis : Wikan Satriati
Ilustrator : EorG (Evelyn Ghazalli)
Penerbit : Republika
ISBN : 9 786020 822334
Ahmad dan Domba Kecilnya adalah satu dari 6 cerita tentang kejujuran yang ada dalam buku ini. Keseluruhan isi cerita dalam buku ini terinspirasi dari kisah hidup Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan teladan kejujuran dan kesederhanaan hidup yang mengagumkan.
Ahmad kehilangan domba kecilnya saat menggembala di padang rumput. Dia sungguh khawatir. Seekor domba kecil tentu akan sangat mudah menjadi incaran serigala. Satu-satunya harapan adalah pondok milik Kakek Penggembala yang rabun. Beliau memiliki banyak domba yang cantik dan gemuk. Melihat Ahmad yang kebingungan, Kakek Penggembala lalu menunjukkan seekor domba kecil yang cantik dan gemuk dan bertanya apakah domba itu miliknya. Bagaimana jawaban Ahmad? Jujurkah ia?
Ada juga cerita seorang wanita yang menjual jubah indah dengan sulaman paling langka. Jubah itu bernilai jual tinggi. Sudah banyak saudagar yang menawarnya. Tapi kemudian membatalkannya. Wanita itu sudah lelah sejak pagi hingga menjelang senja jubah miliknya itu belum juga terjual. Sementara suaminya di rumah membutuhkan obat untuk sakit yang dideritanya. Jubah itu satu-satunya harapan mereka. Apa sebab jubah indah itu belum juga terjual? Adakah saudagar yang akan membeli jubah itu?
Subhanallah. Maha Suci Allah. Dia Maha Melihat perbuatan hamba-hambaNya.
Tentang kesederhaan.
Ya, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk hidup sederhana. Suatu hari pintu rumah Rasulullah SAW diketuk oleh si miskin yang mengharap sedikit makanan. Rasulullah SAW yang hanya memiliki sepotong roti dengan ikhlas diberikannya pada si miskin. Demi menahan laparnya, Rasulullah SAW mengikatkan batu-batu pada perutnya.
Si Gembul, bocah yang begitu terpesona oleh akhlak Rasulullah SAW bertekad ingin mengikuti semua teladannya. Tapi, memberikan makanan pada orang lain sementara dia juga suka makan, apakah dia sanggup? Apalagi makanan begitu bergelimang di hadapannya. Mampukah Si Gembul mengikuti teladan Rasulullah SAW untuk sederhana bahkan untuk urusan makanan?
Menurut saya, buku ini cocok dibaca untuk anak SD mulai kelas 5. Selain ceritanya yang panjang, fontnya juga kecil. Meski begitu, buku ini bisa dibacakan oleh orangtua pada anak-anaknya. Agar mereka juga bisa meneladani sifat Rasulullah SAW.
Tak heran jika buku ini kabarnya jadi pemenang Islamic Book Fair (IBF) 2017. Bukan hanya penulisnya, ilustratornya juga menjadi pemenang.
Mari ajak anak-anak kita untuk meneladani sifat-sifat nabi mereka, Rasulullah SAW, agar kelak mereka bisa membangun Indonesia dengan hati bukan ambisi.
Komentar
Posting Komentar